"Kami membutuhkan banyak pesawat," kata CEO Lion Air.
CEO Lion Air, Rusdi Kirana (REUTERS/Tim Chong)
VIVAnews - Maskapai penerbangan berbiaya murah atau low cost carier
(LCC) nasional, Lion Air, kembali membuat gebrakan baru. Setelah
memecahkan rekor pembelian pesawat dari pabrikan Boeing, Lion Air
dikabarkan ingin memesan pesawat dari Airbus hingga 100 unit.
Langkah itu dilakukan sebagai upaya Lion Air untuk tetap mengimbangi pertumbuhan bisnis transportasi di kawasan Asia Tenggara.
"Kami pikir dalam beberapa dekade mendatang, kami membutuhkan banyak pesawat," kata Chief Executive Officer (CEO) Lion Air, Rusdi Kirana, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa, 25 September 2012.
"Kami pikir dalam beberapa dekade mendatang, kami membutuhkan banyak pesawat," kata Chief Executive Officer (CEO) Lion Air, Rusdi Kirana, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa, 25 September 2012.
Rusdi mengakui, pangsa
pasar penerbangan Asia Tenggara memang bergerak dengan sangat cepat.
Saat ini, laju pertumbuhan transportasi udara meningkat dua digit
seiring pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pendapatan masyarakat.
Disinggung mengenai peluang membeli pesawat dari Airbus, Rusdi tak menampik kemungkinan tersebut. "Tergantung dari harga dan beberapa faktor. Kami telah berbicara, namun kami belum membuat keputusan apa-apa," katanya.
Sayangnya, pejabat dari Airbus belum bisa diminta komentar terkait isu pembelian pesawat oleh Lion Air itu.
Isu rencana pembelian pesawat dari pesaing Boeing, Airbus, muncul setelah pengamat penerbangan AS, Scott Hamilton, mengungkapkan Lion Air bakal memesan lebih dari 100 unit pesawat Airbus. Langkah Lion Air ini sekaligus menggeser dominasi Boeing di bisnis penerbangan domestik Indonesia.
Jika menggunakan taksiran harga pesawat 150 seat seperti Airbus A320 atau Boeing 737, nilai transaksi pemesanan 100 unit Airbus itu bisa mendekati US$9 miliar. Namun, biasanya perusahaan melakukan tawar-menawar untuk mendapat potongan harga.
Seperti diketahui, Lion Air telah menarik perhatian dunia penerbangan internasional setelah membeli 230 unit pesawat Boeing. Bahkan, proses penandatanganan perjanjian jual beli Lion Air dan Boeing sempat dihadiri oleh Presiden AS, Barack Obama. (art)
Disinggung mengenai peluang membeli pesawat dari Airbus, Rusdi tak menampik kemungkinan tersebut. "Tergantung dari harga dan beberapa faktor. Kami telah berbicara, namun kami belum membuat keputusan apa-apa," katanya.
Sayangnya, pejabat dari Airbus belum bisa diminta komentar terkait isu pembelian pesawat oleh Lion Air itu.
Isu rencana pembelian pesawat dari pesaing Boeing, Airbus, muncul setelah pengamat penerbangan AS, Scott Hamilton, mengungkapkan Lion Air bakal memesan lebih dari 100 unit pesawat Airbus. Langkah Lion Air ini sekaligus menggeser dominasi Boeing di bisnis penerbangan domestik Indonesia.
Jika menggunakan taksiran harga pesawat 150 seat seperti Airbus A320 atau Boeing 737, nilai transaksi pemesanan 100 unit Airbus itu bisa mendekati US$9 miliar. Namun, biasanya perusahaan melakukan tawar-menawar untuk mendapat potongan harga.
Seperti diketahui, Lion Air telah menarik perhatian dunia penerbangan internasional setelah membeli 230 unit pesawat Boeing. Bahkan, proses penandatanganan perjanjian jual beli Lion Air dan Boeing sempat dihadiri oleh Presiden AS, Barack Obama. (art)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar