Kamis, 18 Oktober 2012

Kokpit dan Awak Kabin Beda Jenis Pilihan Fly

 
PILOT Lion Air yang tertangkap menggunakan Narkoba di Surabaya pekan lalu seolah mengungkap labirin gaya hidup para pekerja udara saat di darat. Maklum, penangkapan di Surabaya adalah pengembangan dari pengungkapan kasus serupa di Makasar. Kok bisa seorang pilot yang bertanggungjawab atas keselamatan penumpang terjerat narkoba? Berikut penuturan pilot dan kru pesawat udara.
 
Wajah ayu Wartina, sebut saja begitu, tampak segar saat INDOPOS menemuinya di sebuah cafe di Jakarta Pusat. Rambut panjang yang biasa dia gelung saat bertugas di pesawat dibiarkan tergerai. Penampilannya sangat casual, segar dipandang. Awak kabin senior yang punya pengalaman terbang sejak 15 tahun lalu ini kebetulan tengah tidak bertugas.

"Saya lagi off. Nunggu schedule," katanya membuka percakapan. Wartina kembali menegaskan dirinya mau berbagi cerita asal identitasnya dirahasiakan, hal yang dia minta sejak kali pertama INDOPOS mengajukan permintaan wawancara. Tidak ingin dianggap membuka aib sesama orang udara jadi alasannya. 

Di lain pihak, dia juga ingin menyampaikan tak semua pilot dan awak kabin adalah pengguna narkoba hingga membuatnya bersedia ditemui INDOPOS. "Nggak semua pilot dan awak kabin begitu. Banyak kok yang lurus-lurus saja," katanya. Narkoba di kalangan pekerja udara, menurut Wartina, tidak selalu sama antara mereka yang di dalam kokpit dan kabin. Pilot dan Kopilot sangat jarang menggunakan ganja.

Sabu-Sabu adalah narkoba yang jamak digunakan mereka yang bertugas di ruang kendali pesawat. Efek amphetamin dalam sabu-sabu yang membuat pemakainya bisa lebih lama terjaga dari tidur, percaya diri dan perasaan nyaman cocok dengan ritme kerja mereka. Jadwal terbang yang padat hingga amburadulnya manajemen waktu istirahat menjadi salah satu sebab mengapa ada pilot yang menggunakan sabu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar