KINSHASA – Surya- Kecelakaan pesawat bisa terjadi dari hal yang tak diduga sama sekali. Di Kongo, sebuah pesawat jatuh dan menabrak sebuah rumah setelah seekor buaya keluar dari tas seorang penumpang yang berusaha menyelundupkan buaya itu.
Buaya itu berhasil menyelinap keluar dan
berjalan di kabin. Pramugari panik, dia lari ke arah kokpit. Melihat
pramugari lari, penumpang pun langsung bangkit dari kursi dan ikut
lari. Inilah yang membuat pesawat tidak imbang dan akhirnya jatuh.
Akibat peristiwa nahas ini, 19 orang tewas termasuk pilot. Satu orang
selamat termasuk buaya itu.
Seperti diberitakan tabloid Inggris, The
Sun, Jumat (22/10), pesawat kecil jenis Let L-410 ini tengah membawa
penumpang dari ibu kota Kongo, Kinshasa ke bandar udara di Bandudu.
Pesawat diawaki pilot Danny Philemotte, 62, asal Belgia dan kopilot
Chris Wilson, 39, asal Inggris. Philemotte sendiri adalah pemilik
operator pesawat Filair, yang melayani rute tersebut.
Awal perjalanan yang berlangsung tenang,
tiba-tiba berubah menjadi kepanikan. Seekor buaya yang dibawa salah
satu penumpang dalam tas olahraga besar, lepas. Kejadian ini hanya
beberapa menit sebelum pesawat mendarat. “Buaya itu tiba-tiba muncul
dan membuat penumpang ketakutan. Kru pesawat sontak berlarian ke arah
kokpit dan diikuti penumpang lainnya,” kata satu-satunya korban
selamat, seperti dilaporkan organisasi Jeune Afrique.
Banyaknya orang yang berlarian menuju
kokpit, membuat pesawat tidak imbang. Philemotte dan Wilson kehilangan
kendali, sehingga pesawat semakin miring ke bawah. Akhirnya pesawat
jatuh tepat di atas rumah kosong, hanya beberapa meter dari tujuan
terakhirnya.
Sebanyak 19 dari 20 orang yang ada dalam
pesawat tewas seketika. Sedangkan si buaya yang menjadi penyebab
kecelakaan tetap hidup, meski akhirnya ia dibunuh menggunakan parang
oleh petugas penyelamat yang mencari korban di bawah puing-puing
pesawat.
Diduga buaya itu sengaja dibawa oleh
salah satu penumpang yang berencana menjualnya. Tidak dilaporkan
bagaimana buaya itu bisa lolos dari pemeriksaan petugas. “Berdasarkan
kesaksian satu-satunya korban selamat, kecelakaan terjadi karena
kepanikan yang ditimbulkan akibat lepasnya seekor buaya dari dalam tas
olahraga,” tulis organisasi Jeune Afrique.
Tim Atkinson, Petugas Penyidik
Kecelakaan Udara dari Departemen Transportasi Inggris menuturkan,
penyebab kecelakaan ini benar-benar luar biasa. “Saya bisa mengatakan
tidak menyukai cerita ini, namun saya tidak bisa mengabaikannya begitu
saja,” ujar Atkinson.
Menurutnya, ada laporan beberapa
penumpang yang berlari menuju bagian depan pesawat yang hendak
mendarat. Hal ini menjadi pemicu kecelakaan yang terjadi.
Awalnya, hasil penyelidikan menyatakan
penyebab kecelakaan pada 25 Agustus itu adalah pesawat kehabisan bahan
bakar. Namun berdasarkan kesaksian baru ini, penyebab kecelakaan telah
diketahui gara-gara buaya lepas.
Sangat masuk akal jika pesawat Let L-410
mudah goyah karena ini adalah jenis pesawat kecil. Panjangnya cuma
14,42 meter, tinggi 5,83 meter, berat maksimal saat lepas landas
(takeoff) 6,4 ton dengan kapasitas 19 penumpang. Coba bandingkan dengan
pesawat 737-900 (Pesawat komersial paling banyak digunakan di dunia)
dengan panjang 42,1 meter, tinggi 12,5 meter, berat maksimal saat
takeoff 79,01 ton dan kapasitas 189 penumpang.
Sementara itu, keluarga Wilson mengaku
kehilangan sosok penting dalam keluarga mereka. Mantan tentara Inggris
ini memang bercita-cita sebagai pilot. “Ia menyukai terbang dan bekerja
keras untuk memenuhi impiannya menjadi seorang pilot. Ia harus
melakukan tiga pekerjaan sekaligus untuk membayar pelatihannya sebagai
pilot,” ujar Jean, ibu Wilson.
Daria Kudanowska, kekasih Wilson
menuliskan salam perpisahan di akun jejaring sosial Facebook. “Kini
kisah kita telah hilang. Kangen kamu selamanya.”sun/mail/tis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar