PARA pengunjung Bandung Airshow 2012 pasti terkaget ketika pesawat Bravo SAS 200 jatuh di dekat lokasi pameran. Apalagi terjadi ledakan dan api yang membubung tinggi, sehingga menghabiskan badan pesawat. Dua awak pesawat, Marsekal Pertama (Purn) Noorman Lubis dan Letnan Kolonel (Purn) Toni Hartono tewas dalam kecelakaan itu.
Setiap kali terjadi kecelakaan, kita semua ikut berduka. Kali ini pun kita tentu ikut bersedih akan terjadinya kecelakaan, apalagi sampai meminta jatuh korban. Kita harus kehilangan orang-orang terampil di dunia kedirgantaraan.
Kecelakaan di Bandung Airshow pantas memancing pertanyaan lebih lanjut karena terjadi berturut-turut. Dua tahun lalu, di arena yang sama, terjadi pula kecelakaan. Juga ketika pesawat sedang melakukan akrobatik di udara.
Seorang pilot senior Alexander Supeli tewas dalam kecelakaan pada 2010. Padahal ia dikenal sebagai penerbang senior dengan jam terbang di atas 2.000 jam, sebuah pengalaman terbang yang luar biasa bagi seorang penerbang.
Pertanyaan ini harus mampu dijawab oleh para ahli kedirgantaraan. Apakah lokasi di sekitar Pangkalan Udara Hussein Sastranegara di Bandung itu memang cocok untuk digunakan sebagai tempat akrobatik udara.
Bandung sendiri selama ini dikenal sebagai kota yang dikelilingi banyak gunung. Ibarat sebuah mangkok, Bandung merupakan kota yang terletak di dasar mangkok. Inilah yang membuat Bandung dikenal sebagai salah satu kota yang mempunyai kesulitan tinggi untuk didarati pesawat.
Turbulensi di sekitar Bandung juga dikenal tinggi. Ruang udara kosong di sekitar Bandung membuat kita sering merasakan goncangan ketika hendak mendarat atau baru lepas landas dari Kota Bandung.
Kita tidak tahu seberapa jauh faktor-faktor itu bisa mempengaruhi akrobatik udara yang dilakukan di sekitar Lanud Hussein Sastranegara. Faktanya dua kali berturut-turut terjadi kecelakaan di mana pesawat seperti kehilangan daya dan kemudian terempas ke Bumi.
Dalam kecelakaan yang terjadi hari Sabtu, pesawat dilaporkan jatuh dari ketinggian 500 meter. Pesawat Bravo 200 dilaporkan baru lima menit terbang di udara dan tiba-tiba terjatuh dari ketinggian.
Sejauh ini pesawat sendiri dilaporkan dalam kondisi baik. Cuaca di sekitar Lanud Hussein Sastranegara juga dilaporkan baik. Hanya sore hari saja kemudian sempat turun hujan di sekitar lokasi pameran.
Kecelakaan itu sendiri tentunya tidak harus membuat kita gentar dan menjauhi dunia kedirgantaraan. Perkembangan ilmu pengetahuan akan terus maju dan menjawab semua tantangan itu. Kita pun harus semakin terpacu untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki bangsa ini.
Evaluasi yang harus kita lakukan terhadap dua kecelakaan yang terjadi secara berturut-turut ini dimaksudkan agar kita lebih mengenali keadaan. Bahkan dengan hasil evaluasi itu kita bisa membuat langkah-langkah untuk mencegah terjadinya musibah yang tidak kita inginkan.
Di sinilah peran dari para ahli kedirgantaraan diperlukan. Hasil kajian ilmiah kita butuhkan agar kita mengetahui secara detil apa yang menjadi penyebab kecelakaan pesawat tersebut. Bukan hanya berdasarkan rekaan yang tidak memiliki rujukan ilmiah.
Tepatlah jika panitia penyelenggara Bandung Airshow 2012 menghentikan sementara kegiatan akrobatik. Namun pameran untuk membangun kecintaan masyarakat terhadap dunia kedirgantaraan terus dilanjutkan, karena positif untuk menambah wawasan kita semua.
Bandung Airshow sendiri merupakan langkah yang baik untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat pameran kedirgantaraan dunia. Apalagi kita memiliki PT Dirgantara Indonesia, yang kebetulan berada di sekitar lokasi pameran, sehingga bisa membukakan mata masyarakat dunia akan kemajuan dunia kedirgantaraan Indonesia.
Keberanian Bandung untuk menyelenggarakan pameran udara patut kita acungi jempol, karena dalam skala nasional kita tidak konsisten menyelenggarakannya. Padahal Singapura saja rutin menyelenggarakan pameran kedirgantaraan, padahal mereka tidak memiliki industri seperti PT DI.
Hanya penyelenggaraan Bandung Airshow harus diikuti dengan keamanan dan keselamatan yang tinggi. Jangan sampai selalu terjadi kecelakaan pada saat penyelenggaraan pameran, sehingga menurunkan kualitas dari penyelenggaraan Bandung Airshow.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar