Rabu, 31 Oktober 2012

Jika Banci Menjadi Pramugari


Iya, kalau banci sampai menjadi pramugari, maka akan beginilah logatnya saat ia edukasi di hadapan penumpang sebelum pesawat lepas landas.

“Eheeemm.. Baiklah, bekudis tempel semen alias ledis n jentelmen, para lekong (lelaki) n pere (perempuan), yuhuu! Atensiong (perhatian) plis dweh, ah..”

“Sesuai peraturan penerbangan, eike (saya) si mawar melati anggrek merekah sepanjang hari mao tawarin yeiy (Anda) cara makarena (memakai) sabuk pengaman. Aih, emangnya kondom kalee pake pengaman segala. Rempooong. Hihihi…”
“Coba sindang (sini) lihat cakarena (cara) eike pasang sabuk yang ngelilit di pinggang n cakarena ngunci biar yeiy enggong (nggak) kelepas nanti kalo pesawat ini tobi-tobi (tiba-tiba) jedukan (tabrakan). Cucok, kan?”

“Baju ngapung ada di bawah kursi yeiy semua, jengong dipakarena (jangan dipakai) kecuali nanti mas kapiten (pilot) ngajak yeiy pada nyemplung ke lautan. Berenang bareng pesawat? Kapan lagi boo!”

“Eits, jengong lupita (jangan lupa), itu perkakas jangan yeiy sembarang angkutin, apalagi sampe dibawa polo (pulang) ke ruminah (rumah). Najis tralala tauu.. Terus buat yang ketahuan, bakal eike sentil anunya atas bawah depan belakang. Yo i, neeek..”

“Oke dweech, capcus yuk dimari terbang! Jengong lupita berdo’a ye cyiiin, biar kalau yeiy pada metong (mati) ntar gak jadi hantu penasaran. Ehm, yuk mareee!”

Embeeerr…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar