TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah pesawat tempur
jenis Hawk 200 milik TNI AU jatuh di pemukiman warga Jalan Amal, Komplek
Perumahan Pandau Permai, Siak Hulu, Kabupaten Kampar, sekitar pukul
09.45 WIB.
Beruntung dalam kecelakaan tersebut tidak ada korban jiwa yang jatuh.
Sang pilot Letda Reza Yori Prasetyo selamat setelah berhasil keluar
melalui kursi lontar(eject chair).
Hawker-Siddeley Hawk adalah jet tempur ringan atau latih produksi BAE
Hawk sejak 1974. BAE Hawk adalah sebuah perusahaan dari Britania
Raya(Inggris).
Hawk merupakan pesawat latih interim untuk pesawat tempur generasi 4 (
F-16, F-15, dll) menggunakan radar modern APG-66 ( khusus varian Mk 200
) dan rudal AIM-9 Sidewinder.
Hawk Mk 109 / 209 merupakan kode untuk Hawker-Siddeley Hawk yang diekspor ke Indonesia yang mulai melengkapi TNI-AU sejak tahun 1997 (pada tahun 1980-an, TNI-AU juga pernah membeli sejumlah Hawk Mk 53).Hawk Mk 209 merupakan varian single seater dari keluarga Hawk.
Pesawat ini dikhususkan untuk mengemban misi air superiority dan ground attack. Malaysia juga memiliki sejumlah Hawk Mk 108 / 208 yang merupakan varian Hawk pertama yang bisa melakukan in-flight refuelling.
Bagi penggemar dunia dirgantara dan militer, nama jet tempur Hawk
sudah tidak asing lagi. Bahkan bagi Indonesia, TNI-AU khususnya, pesawat
Hawk series sudah mengabdi sejak tahun 1980-an. Sejak itu pula, banyak
fighter unggulan dilahirkan dari jet latih tempur ini.
Sejak tahun 1980, Indonesia menggunakan Hawk seri 53 atau Hawk Mk.53
sebagai pesawat latih, pesawat ini dikenal andal dan mudah dikendalikan.
Bahkan jet kecil ini bisa juga didaulat sebagai penempur, dengan
berbagai macam senjata. Hingga kini, Hawk Mk.53 masih mengabdi di TNI-AU
dan masuk dalam skadron 15 lanud Iswahyudi Madiun.
Di tahun 90-an, tepatnya tahun 1993, TNI-AU kembali melakukan kontrak
pembelian sebanyak 24 Hawk. Jumlah ini kemudian bertambah 16 lagi,
sehingga total TNI-AU memiliki Hawk baru sebanyak 40 buah. Kontrak ini
konon menuai masalah.
Pasalnya, harga sebuah Hawk bisa semahal sebuah pesawat F-18 Hornet yang lebih canggih.
Hawk yang baru dibeli merupakan seri terbaru, yang sama sekali
berbeda dengan Hawk Mk.53. Hawk yang dibeli kali ini dari seri
tercanggih saat itu, yaitu seri 100 dan 200. khusus untuk Indonesia,
pihak pabrik British Aerospace (BAe) menamakannya dengan seri Hawk
109/209.
Khusus seri hawk 200, karena sudah sangat mendekati fungsi tempur
sesungguhnya, maka pihak pabrik pun melihat celah baru. Yaitu pembuatan
pesawat tempur ringan. Dengan menghilangkan kursi tandem dan menambah
radar jenis APG-66, yang juga digunakan pesawat F-16A/B, serta air refuelling probe, jadilah pesawat tempur baru yang dinamakan Hawk 200.
Sebagai jet tempur, Hawk 200 mampu menggotong berbagai persenjataan
canggih dan mematikan. Diantaranya Rudal Udara ke darat AGM-65
Maverick, Rudal anti kapal Sea Eagle, Torpedo, serta berbagai macam bom.
Sebagai pesawat tempur ada satu kekurangan Hawk 200. Yaitu, tidak
mampu membawa kanon internal. Alhasil, kanon ini dipasang di luar tubuh
pada cantelan bagian tengah. Selain itu, karena fisiknya yang kecil,
radius tempur jet ini juga terbatas.
Padahal Indonesia adalah negeri yang luas. meski demikian, kelemahan ini bisa dieliminir dengan dukungan pesawat tanker KC-130B.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar