Senin, 22 Oktober 2012

April & Vita, My Biggest Supporters


Dwiki bersama kedua sahabatnya, April & Vita

Nama saya adalah Dwiki Darmawan, teman-teman biasa memanggil saya Dwiki. Saya adalah seorang mahasiswa di sebuah universitas ternama di Surabaya, ada yang bisa menebak? Yup, saya kuliah di ITS. Setelah lima tahun kuliah, saya mulai tergugah untuk memikirkan apa yang akan saya lakukan di masa depan.

Saya adalah tipe orang yang sangat senang bersosialisasi, terlebih bila hal tersebut bisa mendatangkan banyak teman. Itulah salah satu alasan saya ingin menjadi seorang pramugara. Sebenarnya, mimpi saya menjadi pramugara bermula saat beberapa kerabat dan teman saya mengeluhkan rusaknya sistem transportasi di Indonesia. Namun, berhubung bidang ilmu yang saya pelajari di kampus tidak langsung berhubungan dengan hal tersebut, saya tidak terlalu menaruh perhatian.

Sampai suatu ketika, saya ikut umrah bersama keluarga saya. Kami memakai jasa maskapai Cathay Pacific untuk sampai ke tanah suci. Pertama kali masuk ke dalam kabin pesawat, saya merasa aneh. “Kenapa ada banyak sekali pramugaranya?” begitu pikir saya waktu itu. Saya hanya terdiam saat memerhatikan para awak kabin lelaki itu yang dengan sigap membantu menaikkan tas besar yang mungkin tidak akan kuat diangkut oleh seorang penumpang wanita Hong Kong bertubuh mungil. Wajah para pramugara itu sangat halus bak pualan, senyumnya mengalahkan bintang iklan pasta gigi. Pokoknya perfecto!

Daya tarik mereka yang besar itu membuat saya berpikir, “Inilah pekerjaan yang selama ini saya mau! Ayo, bergabung!”. Namun, tak lama kemudian sebuah kesadaran timbul dan membuat saya tersentak, terdiam. Saya kan tidak punya background pendidikan yang sesuai untuk pekerjaan ini. Apa bisa cuma modal senyum saja lalu diterima bekerja? Ini adalah jenis pekerjaan yang sepertinya gampang kalau dilihat, tapi sulit sekali dilakukan. Sesampainya di tanah suci pun saya memanjatkan doa. Saya memohon agar dibukakan pintu kesuksesan agar saya bisa menjadi seorang pramugara. Mungkin terdengar gila ya, tapi menurut saya itu panggilan jiwa.

Akhirnya saya mulai mencari tahu segala sesuatu yang berhubungan dengan pramugara, mulai dari sosoknya hingga tugas-tugasnya di dalam pesawat. Semakin banyak yang saya cari tahu, semakin besar pula rasa penasaran saya akan profesi yang satu ini. Saya pun menguatkan diri dan memutuskan bahwa saya harus menjadi seorang pramugara.

Keinginan ini saya ceritakan kepada orang tua saya. Ya, sudah bisa diduga reaksi mereka. It’s a BIG no! Mereka bilang ini bukan bidang kamu, kamu pasti kalah kalau bersaing dengan yang lain, dan banyak lagi alasan lainnya. Awalnya down banget begitu mengetahui reaksi orang tua saya ini. Untunglah, saya punya dua orang sahabat yang selalu setia menemani saya sampai mati (ehehehe, sebenarnya nggak yakin sampai mati juga sih..)

Kedua orang sahabat saya itu, April dan Vita, awalnya bingung saat melihat saya sibuk mencari-cari lowongan pramugara. Mereka bertanya, “Memangnya kamu mau jadi pramugara? Memangnya bisa ya? Tampangmu itu loh, pas-pasan..”

Wah, kurang aja juga nih mereka. Hahahaha.. begitu pikir saya. Tapi saat melihat keseriusan di wajah saya, mereka pun mendukung saya. Vita malah bercerita tentang salah satu saudaranya yang bekerja di sebuah maskapai domestik terkenal. Cerita ini membuat saya bersemangat, apalagi dia juga bilang, “Kamu kan suka jalan-jalan. Kamu juga orangnya ramah, pasti sukses deh.” Kata-kata inilah yang menguatkan mental saya sampai sekarang.

Dukungannya bukan hanya itu saja. Vita juga mengajarkan saya untuk memoles wajah saya demi menutupi kekurangan yang ada. Katanya, “Tuhan tidak menciptakan kesempurnaan, tapi kesempurnaan itu bisa dibuat.” Akhirnya, berkat bimbingan Vita saya mulai belajar memoles jerawat dan noda hitam di wajah saya dengan sedikit sentuhan kosmetik. April pun melatih saya berbicara di depan umum, supaya tidak grogi. Dia selalu memberikan saya berbagai motivasi yang dinamis, walaupun ujung-ujungnya tetap menghina, hehehehe.. Tapi itu semua dilakukannya demi melatih saya agar tahan banting. Bagi saya, mereka adalah yang terbaik. The best lah! Tanpa mereka, bisa-bisa saya keok duluan menghadapi orang lain, karena saingan saya pastilah orang-orang yang luar biasa.

Dukungan yang mereka berikan kepada saya baru-baru ini adalah untuk mencoba melamar ke salah satu maskapai asing. Awalnya saya sempat ragu, karena maskapai itu bukanlah Cathay Pacific seperti yang saya idamkan. Tapi kata mereka, kalau saya terus menunggu lowongan maskapai internasional yang masih belum jelas kapan bukanya, maka kesempatan yang lain tidak akan datang dua kali. Jadi mereka menyarankan saya untuk mencobanya, hitung-hitung uji coba apa yang selama ini sudah saya pelajari dan praktikkan dari mereka. Luar biasa sekali dukungan yang mereka berikan kepada saya, mulai dari pemikiran hingga segala hal yang perlu saya siapkan untuk keperluan interview, mereka bantu.

Inilah kedua sahabat yang selalu mendukung Dwiki untuk menjadi pramugara, April & Vita :)


Kepada kedua sahabat saya, April dan Vita… Makasih banget ya buat dukungan kalian selama ini. Meskipun banyak teman yang mencibir niat saya ini, tapi kalian tetap mendorong saya dan berkata, “Kalau kamu mundur satu langkah dari cita-citamu, maka semuanya akan hancur.” Saya berharap kalian sukses dan semoga diterima bekerja sebagai engineer di perusahaan besar. Terima kasih sahabat-sahabatku…

*) “April & Vita, My Biggest Supporters” oleh Dwiki Darmawan
Diedit oleh @dearmarintan

 
Sumber : Forum Pramugari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar